Rindu Damai, Rindu Tenang

Sabtu, 07 Oktober 2017 - 02:30 WIB
Rindu Damai, Rindu Tenang
Rindu Damai, Rindu Tenang
A A A
JAKARTA - Seorang pria masuk panggung dari sebelah kiri, dalam balutan busana hitam. Ganteng. Gesturnya bagus membawakan pengantar, seperti sajak yang ia hafal dan ia bawakan sendiri, bagi penampil selanjutnya.

"Turbulensi!" Ia berseru.

Lalu dari arah sebelah kanan muncul orang dalam jubah hitam, sampai ke pucuk rambutnya. Menggeram, lalu menyanyi. Menyanyi dalam irama hard rock. Suaranya tidak asing jika Anda suka ke klub malam yang mendatangkan band pendendang lagu-lagu rock klasik di Jakarta. Itu Doddy Katamsi.

Nyanyian eks vokalis Elpamas itu menjadi puncak pentas musik yang dihadirkan oleh Teater Cahaya dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Banten, pada Jumat malam, 6 Oktober 2017, di Graha Bhakti, Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Pesan yang sangat jelas teruar dari lirik lagu yang dinyanyikan Doddy:

Entah mengapa situasi ini bersinggah lagi
Situasi sepi tanpa mimpi tanpa sanubari
Tanpa bisa kuhalau kuhindari
Hanya sepi yang kuharapkan sunyi

(Dari sajak Turbulensi: kepada hati yang terkoyak)

Sebelumnya lebih dulu Ken Zuraida, Jose Rizal Manua, juga aktor senior Amoroso Katamsi membawakan sajak- sajak yang seluruhnya bisa kita baca di dalam antologi puisi Turbulensi, karya Away Enawar. Ada juga Budi Sadewo dan Cheppy Oi menyanyikan sajak-sajak itu dengan bumbu drama yang menghibur.

Di panggung, konser terhidang oleh big band dengan kor 21 penyanyi latar. Set panggung lengkap dengan layar belakang yang menampilkan berbagai gambaran dan sketsa turbulensi, juga kondisi sosial terkini.

Memang konser berdurasi satu setengah jam ini merupakan pemanggungan atas puisi-puisi Away dalam nyanyi, deklamasi, dan tari. Beruntunglah penyair Away tampil cukup baik. Sebagai sutradara ia mengatur alur pertunjukan dengan kata-kata yang dideklamasikan, mengantar reportoar menjadi utuh, mengalir satu demi satu hingga tuntas.

Terasalah bagi penonton yang sebal oleh gonjang-ganjing politik, bosan oleh ketakberaturanan di mana-mana, juga heboh tak sudah-sudah, konser ini menjadi ruang untuk menepi, menenangkan diri. Ia seperti memahami bahwa kita rindu damai, rindu tenang. Untungnya besok malam, 7 Oktober 2017, pergelaran masih diselenggarakan lagi. Selamat berakhir pekan.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4046 seconds (0.1#10.140)